SELAMAT DATANG DI BLOG KU

Senin, 26 September 2011

Aneka Kayu Langka Masih Bisa Dijumpai

Kalau masuk ke kawasan hutan lindung Wehea, suasana asri dan sejuk langsung menyambut kedatangan kita. Pepohonan yang rindang dengan batang besar dan tinggi menjulang, banyak terlihat di sepanjang jalan dari pintu gerbang hingga ke posko.
KAWASAN hutan seluas sekitar 38 ribu hektare itu cukup lebat dengan berbagai kayu dan tumbuhan aneka ragam. Meski bekas areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH), dilihat dari jumlah dan jenis kayu yang masih ada di kawasan itu memang pantas dijadikan hutan lindung. Kayu langka seperti ulin dan banggeris bisa dijumpai di sini.
Dengan ditetapkannya kawasan itu menjadi hutan lindung, bakal menjadi salah satu kawasan penyangga air di Kecamatan Muara Wahau dan Kongbeng serta Telen, maka Wehea perlu dijaga secara maksimal.
Lokasinya yang berbukit-bukit, sebagian curam, serta lereng dan sebagian lagi dibuat untuk objek wisata yang ditata menarik, menjadikan terlihat apik, asri, dan alami. Di lokasi ini, terdapat jalan yang dulunya digunakan pemilik HPH, yang memungkinkan bisa masuk ke kawasan hutan lindung menggunakan mobil.
Di kawasan hutan lindung ini. terdapat tiga posko untuk penjagaan. Posko pertama di pintu gerbang dijaga masyarakat setempat secara bergantian. Sekitar 2 atau 3 kilometer ke arah dalam, terdapat lagi posko dengan bangunan sederhana dari bahan kayu. Demikian juga posko ketiga. Posko tersebut dibangun melalui dana APBD Kutim dan bantuan APBD Provinsi Kaltim.
Posko tersebut sekaligus berfungsi untuk kantor pengelola hutan lindung Wehea. Di sana ada beberapa petugas yang setiap saat siap membantu msyarakat atau siapa saja yang datang. Misalnya, untuk memperoleh informasi tentang hutan lindung Wehea secara rinci.
Di kawasan hutan lindung Wehea ini, juga terdapat berbagai jenis tanaman kayu langka. Mulai kapur, meranti, ulin, banggeris, dan jenis kayu lainnya. Ada ratusan jenis kayu yang masih ada di kawasan tersebut dan dilindungi. Bahkan, kayu gaharu pun juga berdiri tegak di tengah hutan. Meski beberapa waktu lalu ada oknum masyarakat yang sempat mengambil kayu gaharu, namun tertangkap dan pelakunya diproses sesuai ketentuan yang berlaku karena dilaporkan ke pihak berwajib.
Kawasan hutan lindung ini dikelola Dinas Lingkungan Hidup dan Badan Pengelola bekerja sama dengan TNC, sebuah lembaga donor yang peduli terhadap pelestarian lingkungan. Kepedulian pihak swasta atau perusahaan di Kutim cukup besar karena membantu dalam pengelolaannya.
Kondisi hutan lindung yang masih cukup asri dan lebat itu perlu terus dijaga dan dilestarikan. Dengan demikian, Kutim sebagai salah satu kabupaten muda, patut berbangga karena memiliki kawasan hutan yang menjadi kebanggaan masyarakat. Bahkan, kondisi itu pernah dipamerkan di Bali dan memperoleh respons positif berbagai pihak.
Sejumlah warga negara asing sempat mengunjungi kawasan Wehea ini. Mulai dari warga Negara Australia, Jepang, dan sebagainya. Mereka memberikan apresiasi cukup tinggi karena Pemkab Kutim memiliki kepedulian terhadap pelestarian hutan. Termasuk Kedutaan Amerika Serikat pernah datang kemari dan mengaku kagum melihat kondisi hutan yang masih asri dan lestari. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar